02-12-2020
17-11-2020
22-09-2020
19-08-2020
Suara tawa dan canda para remaja terdengar riuh ketika memasuki salah satu ruang di laboratorium uji statik Pusat Teknologi Roket (Pustekroket) LAPAN. Ya, Kamis (13/2) itu, 170 orang guru dan siswa SMP Strada Santa Maria 1 Tangerang melakukan kunjungan edukasi ke Pusat Teknologi Roket. mereka hadir untuk mengenal lebih tentang teknologi roket yang menjadi kebanggan Indonesia.
Seperti kebanyakan pelajar pada umumnya, mereka awalnya juga tidak mengetahui bahwa Indonesia ternyata memiliki kemampuan untuk membuat roket secara mandiri. Bahkan 3 orang guru yang mendampingi mereka pun juga baru pertama kali mengetahu hal tersebut. Maka itu mereka datang ke Pustekroket LAPAN untuk melihat secara langsung dan menyerap ilmu tentang teknologi roket.
Para siswa didampingi oleh peneliti dan perekayasa Pustekroket untuk bersama-sama belajar teknologi roket. Rahmat Alfi Duhri, Perekayasa Ahli Pertama, memberikan penjelasan umum tentang teknologi roket. Mulai dari sejarah hingga teori-teori dasar roket dijelaskan secara menarik. Mereka baru menyadari bahwa Hukum Newton yang selama ini dipelajari berkaitan dengan teknologi roket.
“Keren Pak! Ternyata Indonesia juga bisa buat roket sendiri ya!“ ucap salah seorang siswa yang ada di kerumunan namun malu menyebutkan namanya.
Selanjutnya mereka mendapat penjelasan tentang proses uji statik dari Bagus Wicaksono yang adalah seorang Peneliti Pertama. Di depan ratusan pasang mata yang menyaksikan dengan seksama, Wicak menampilkan video uji statik untuk roket-roket yang selama ini diuji di Pustekroket. Melalui video itu mereka dibuat kagum dengan suara dentuman roket yang memekakan telinga melalui sound di studio tersebut.
Tidak berhenti sampai disitu, mereka kemudian dipandu oleh Nadia Rizki Ariyani melakukan praktik pembuatan roket air yang merupakan ilmu dasar tentang cara kerja roket. Mereka juga baru mengetahui bahwa roket air tersebut mempunyai kompetisi berskala internasional. Sampai salah satu guru, Ganes, yang juga adalah guru Fisika ingin serius untuk mempelajari roket air ini.
“Ke depannya saya mau mempersiapkan teman-teman ini untuk bisa mengikuti kompetisi roket air. Selain jadi pengalaman baru, siapa tahu juga bisa berprestasi mas,” ujar pria yang menempuh pendidikan formal di Yogyakarta ini.
Aktivitas semakin menyenangkan karena mereka diminta untuk membuat roket air secara berkelompok. Masing-masing kelompok membuat roket terbaik versi mereka. Selanjutnya 4 roket diterbangkan bersamaan untuk mengetahui roket mana yang memiliki jangkauan paling jauh. Total 16 kelompok menerbangkan roket kreasi mereka. Semoga di kemudian hari anak-anak ini menjadi peneliti bidang teknologi roket sehingga mendukug kemajuan roket Indonesia.
Salam #BanggaRoketIndonesia